Aku beridiri di Ladang ini, menatap dan mulai merasa
Membayangkan Bumi menguning karena panen
Mengharapkan sebuah senyum bahagia
Tapi ladang ini masih tandus,
maka, bolehlah aku mulai menggarapnya..
tapi ladang ini masih kosong, tak ada apa-apa?
maka, biarlah aku menanamnya..
Aku bagun, dan bekerja..
Semangatku untuknya membuatku selalu terjaga..
Aku mulai menanam, entah mengapa membuatku berhenti berkelana..
Aku menyiram, dan semakin dalam aku tenggelam.
Aku terhanyut pada apa yang telah aku tanam,
dan aku tenggelam pada apa yang telah aku siram.
semoga tak pernah ku sesali apa yang telah aku tekuni ini,
Sebagai seorang petani, semua telah aku lakukan,
dan aku pun merasa tak berdaya,
kini ladang telah digarap, ditanam dan disiram..
Senja pun telah datang, menukar semua keringatku dengan gentar
malam pun datang, dan aku pun mulai gelisah..
gelisah apa dia akan tumbuh,
ataukah dia akan berlalu?
entahlah, hanya Tuhan yang tahu?!
tenggelam ini, sungguh aku nikmati,
dan apa yang terpancar dalam hati, tak mampu aku bantah,
tak mampu pun aku singkirkan..
sangat ingin aku melihat bagaimana ladang itu sekarang..
ah.... tapi sekarang masih malam..
tubuhku bergetar dan mataku tak bisa terpejam,
berharap hari esok segera datang..
ah.... sayang hari masih malam..
semoga esok segera datang..
aku petani, hanya bisa menunggu malam berlalu..
aku petani hanya bisa tenggelam dan terdiam..
aku petani hanya bisa berharap dia terlahir..
Dia benih yang kita harapkan..
benih yang dapat mempersatukan kita..
tunas yang melekatkan peduliku dan acuhmu..
sesuatu yang membuat kita memaklumi mengapa semua ini harus terjadi.
sesuatu yang tak perlu kau tanyakan mengapa.
sesuatu yang berjalan apa adanya..
mungkin engkau meragu, tak mengapa ragu akan berlalu..
karena ragu hanyalah sebuah lagu,
lagu yang membuatmu tahu betapa aku mengharapkanmu..
apapun yang terjadi esok hari, terjadilah.. semoga tergenapi..
maka, bolehlah aku mulai menggarapnya..
tapi ladang ini masih kosong, tak ada apa-apa?
maka, biarlah aku menanamnya..
Aku bagun, dan bekerja..
Semangatku untuknya membuatku selalu terjaga..
Aku mulai menanam, entah mengapa membuatku berhenti berkelana..
Aku menyiram, dan semakin dalam aku tenggelam.
Aku terhanyut pada apa yang telah aku tanam,
dan aku tenggelam pada apa yang telah aku siram.
semoga tak pernah ku sesali apa yang telah aku tekuni ini,
Sebagai seorang petani, semua telah aku lakukan,
dan aku pun merasa tak berdaya,
kini ladang telah digarap, ditanam dan disiram..
Senja pun telah datang, menukar semua keringatku dengan gentar
malam pun datang, dan aku pun mulai gelisah..
gelisah apa dia akan tumbuh,
ataukah dia akan berlalu?
entahlah, hanya Tuhan yang tahu?!
tenggelam ini, sungguh aku nikmati,
dan apa yang terpancar dalam hati, tak mampu aku bantah,
tak mampu pun aku singkirkan..
sangat ingin aku melihat bagaimana ladang itu sekarang..
ah.... tapi sekarang masih malam..
tubuhku bergetar dan mataku tak bisa terpejam,
berharap hari esok segera datang..
ah.... sayang hari masih malam..
semoga esok segera datang..
aku petani, hanya bisa menunggu malam berlalu..
aku petani hanya bisa tenggelam dan terdiam..
aku petani hanya bisa berharap dia terlahir..
Dia benih yang kita harapkan..
benih yang dapat mempersatukan kita..
tunas yang melekatkan peduliku dan acuhmu..
sesuatu yang membuat kita memaklumi mengapa semua ini harus terjadi.
sesuatu yang tak perlu kau tanyakan mengapa.
sesuatu yang berjalan apa adanya..
mungkin engkau meragu, tak mengapa ragu akan berlalu..
karena ragu hanyalah sebuah lagu,
lagu yang membuatmu tahu betapa aku mengharapkanmu..
apapun yang terjadi esok hari, terjadilah.. semoga tergenapi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar