Senin, 15 Juni 2015

Laksmana


saya, menuliskannya perlahan, maka ada baiknya, membacanya pun perlahan..
(1) Kalau di dunia ini ada seorang guru yang bisa mengajarkan berbagai macam ability, dan kebetulan beliau berkenan mewariskan salah satu ability nya itu, kemudian beliau bertanya, "kamu mau diajarkan dan diwariskan ability apa?",
(2) permintaan saya hanya satu, tapi barangkali ampuh, mungkin juga berbahaya. Saya akan minta keahlian untuk mengubah hati. dan dengan ability itu saya ingin membuat perdamaian di muka bumi benar-benar ada sebagai sebuah kenyataan, bukan hanya sebagai sebuah impian, atau propaganda politik semata.
(3) sayangnya, guru itu tidak ada. atau lebih tepatnya tidak merupakan seorang pribadi manusia.
(4) di dunia ini, saya melihat ada beberapa mungkin juga cukup banyak orang pandai, cerdas, dan cerdik. dan lebih banyak banyak lagi orang bodoh. Tentu saja begitu, karena yang sedikit, akan menguasai yang banyak. dan yang sedikit akan selalu memerintah yang banyak. kalau saya bertanya, dimana kah anda? dimana kah saya? jawablah dengan jujur. Meski begitu, dimanapun anda dan saya, itu tidaklah terlalu penting.
Maka itu pun berarti, bodohnya saya dan cerdiknya "kita" pun tidaklah penting. artinya, semua itu tidaklah terlalu berguna. maksud saya, adalah supaya kita tidak terlalu bangga, tapi kita pun jangan sampai abai sikap.
Lalu apa hubungannya 1, 2, 3, dan 4? saya rasa, kita tahu, tapi kita masih malu. malu untuk telanjang.
setidak-tidaknya kita tahu kan, kalau kita adalah makhluk yang paling sulit untuk berjalan dengan jujur, dengan kata lain kita adalah makluk yang tidak jujur?
meski begitu, masih ada jalan, kita hidup dengan tidak jujur, setidaknya kita dapat menuliskannya secara jujur. saya dengan jalan hidup saya, telah memilih untuk mengakuinya, bahwa saya akan mencerita sebuah ketidakjujuran dengan cara yang jujur. paling tidak itulah kejujuran yang masih saya miliki diantara beratus kebohongan yang tertambat pada pengalaman diri. pengalaman sebagai manusia, yang konon katanya memiliki "nilai".
kembali ke (1) maka kembali saya tegaskan jawab saya (2).
saya ingin memiliki kekuatan untuk mengubah hati.
kalau pertanyaan itu ditujukan pada anda, apa yang ada minta?
**
[Laksmana, dalam "Bagaimana hidup itu berakhir?"]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar