Kala terik cahaya mentari membasuh wajahku,
masih dapat ku rasakan hangatnya,
menghitamkan seluruh tubuh ini.
Beriringan bersama desau angin membuaiku dengan teduhnya,
menyelemuti seluruh raga ini, merasuk menelusup hingga ke dasar jiwa.
Oh, masih pula kurasakan sejuknya. Entah yang mana? Hangatnya atau teduhnya?
Ah, semuanya selalu mempesona.
Asalkan terjaga, mata memang selalu dimanja.
Memaksa hati mengikuti keinginannya.
Sejenak terpejam, dan aku ingin terbang dan tenggelam.
Terik ini, teduh ini, pasir yang kutapaki ini, ombak yang masih terasa begitu deras ini..
Dan hamparan laut, awan dan langit luas ini, tak mampu kuucap lagi.
Kala segalanya mulai terbuka,
kala hatiku dan hatimu bertemu,
kala dimana tawa, canda dan ceriamu menjadi satu
Kala dimana aku menari bersamamu
Kala dimana kita saling bersentuhan
Kala dimana kening kita saling berdekatan.
Tak ada kata. Hanya senyuman. Senyuman yang kau tau apa artinya itu.
menyelemuti seluruh raga ini, merasuk menelusup hingga ke dasar jiwa.
Oh, masih pula kurasakan sejuknya. Entah yang mana? Hangatnya atau teduhnya?
Ah, semuanya selalu mempesona.
Asalkan terjaga, mata memang selalu dimanja.
Memaksa hati mengikuti keinginannya.
Sejenak terpejam, dan aku ingin terbang dan tenggelam.
Terik ini, teduh ini, pasir yang kutapaki ini, ombak yang masih terasa begitu deras ini..
Dan hamparan laut, awan dan langit luas ini, tak mampu kuucap lagi.
Kala segalanya mulai terbuka,
kala hatiku dan hatimu bertemu,
kala dimana tawa, canda dan ceriamu menjadi satu
Kala dimana aku menari bersamamu
Kala dimana kita saling bersentuhan
Kala dimana kening kita saling berdekatan.
Tak ada kata. Hanya senyuman. Senyuman yang kau tau apa artinya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar